Kamis, 28 Juli 2016

ANAKMU KINI

"Kamu tidak akan pernah tau akan jadi apa anakmu kelak. 
Mungkin kini dia adalah anak penurut yang selalu menuruti semua perkataanmu. 
Namun suatu saat, akan ada saatnya dia memberontak dan memilih pilihannya sendiri. "

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Memikirkan apa saja yang dibutuhkan oleh sang anak, membelikan apapun yang anak butuhkan dan memberikan apa saja yang dia mau.

Mungkin ada beberapa orang tua yang tidak begitu memperhatikan anaknya, namun saya yakin dalam lubuk hatinya pasti dia menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Ada beberapa orang tua yang terkesan acuh, namun tidak dipungkiri jika dia selalu memperhatikan apa saja yang anaknya butuhkan. Hanya saja, anaknya tidak mengerti itu.

Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda memperlakukan anak-anaknya. Kadang pula, ada beberapa orang tua yang  selalu memaksakan kehendaknya.

"Jangan yang ini, lebih baik  yang itu." 

"Tidak boleh  yang  ini, yang itu saja."

  "Kamu harus begini, jangan begitu."

dan bla bla bla sambil memberikan alasan yang tidak akan pernah anak mengerti.

Untuk kami, para anak yang hanya bisa menuruti apa yang dikatakan orang tua tercinta ketahuilah, kami mengangguk karena kami tidak ingin melawan apa yang kalian katakan. Kami berkata "iya" karena kami tidak ingin terlalu lama berdebat. Kami tidak ingin membuang waktu untuk melawan kalian yang tidak terbantahkan. Namun, suatu saat kami pasti memiliki pilihan yang kalian tidak akan bisa untuk berkata "Tidak".

Setiap anak memiliki pilihan yang menurutnya baik dan berguna untuk masa depannya.
Dulu saat rambut masih dikepang dua , dan sekarang saat kami memakai celana dan kemeja kerja adalah saat yang berbeda. Kini saatnya kami menginginkan suara kami didengarkan dan ijinkan kami untuk memberikan pendapat. 

Selasa, 26 Juli 2016

TERDAMPAR

Memulai semua dari awal tidaklah mudah. Bergelut kembali dengan perasaan yang menyisakan ego itu menyulitkanku. Senyuman yang terlihat begitu menyayat hati seakan dia berkata jika kini kau kalah, terdampar dalam sepi dan berteman angin yang membawa kabar menyakitkan.

Terduduk lesu didalam kamar yang menyisakan kenangan membuatku harus menghirup nafas dalam - dalam agar tetap terjaga. Aku rasakan semua ini kenyataan terpahit yang harus aku jalani. Berteman udara panas dan keheningan yang setiap waktu menghampiri membuatku harus memejamkan mata untuk berfikir jika ini nyata.

Orang - orang yang peduli terhadapku berkata jika aku kuat. Aku mampu menghadapi semua ini. Namun, andai mereka tau jika aku melewati satu hari bagaikan seratus tahun. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Haduuugh... sejak kapan aku jadi seperti ini.

Aku menghindar dan mencoba untuk pergi dalam kerumunan agar aku bisa tenang dari ucapan mereka yang terus menjudge. Mungkin ini pilihan yang salah, tapi ini sudah terjadi dan kini aku harus menyapa mereka dan bercerita layaknya aku bahagia.

Aku tahu jika ingin bertahan aku harus bangkit dan semangat menjalani hari. Aku harus buktikan pada mereka jika aku mampu. Ya... Aku bisa.

Kamis, 11 Februari 2016

SENYUMAN PALSU

Tawa yang tidak lagi indah dipandang
Hari yg indah menjadi kelabu
Mengukir asa dalam detik
Senyuman palsu datang kembali

Ketika bunga kembali layu
Walau disiram setiap harinya
Walau mentari menemani
Namun apalah daya jika terpaksa

Tidak lagi diterima
Hilang semua empati
Tidak ada lagi semangat
Pagiku menjadi kelam

Kekuatan seakan hilang
Mulai sendiri dalam dingin
Diacuhkan..
Diabaikan...
Lebih baik aku pergi
Jika tidak ada lagi yg peduli

#OneDayOnePost
#FebruariMembara2

Selasa, 09 Februari 2016

Bunga dan Memori

Gadis kecil itu menunjuk salah satu bunga berwarna warni. Dia menarik baju ayahnya dan berkata "Ayah,  Tiara mau bunga yang itu."

Aku memperhatikan gadis itu tanpa berkedip. Melihatnya memegang bunga dengan kedua tangannya. Menciumnya dan membelai kelopak bunga itu.

Aku jadi teringat bunga dari seseorang. Dua tahun  yang lalu, tepat dihari ulang tahunku, ada seseorang yang memberikan 3 tangkai bunga berwarna merah dan 2 bunga berwarna biru.

Memori yang tidak akan pernah aku lupakan. Sayang, bunga itu layu seminggu kemudian. Namun, memori itu tidak akan pernah layu. Ia akan selalu segar dengan siraman kasih sayang.

#OneDayOnePost
#FebruariMembara1

Jumat, 05 Februari 2016

Diary Pagi

Wajahnya tersenyum ketika aku didepannya. Kita saling mengobrol tentang keadaan pagi ini, berbicara sambil tertawa namun ternyata setelah aku pergi, dia menggunjingku.

Dia berkata jika pakaianku terlalu longgar dan rokku terlalu panjang hingga menyapu lantai. Dia juga memperhatikan wajahku. Katanya, bibirku kering, kantong mataku besar, dan bla bla bla.
Ternyata...  ada juga yang masih peduli denganku.

Yang aku kecewakan, mengapa mereka berkata seperti itu dibelakangku. Mereka berkata seperti itu setelah aku pergi. Memangnya tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan selain aku??
Sepertinya, mereka kurang piknik..

#OneDayOnePost #FourteenthPost

SATU KEINGINAN

"Bukan materi yang aku inginkan,  tapi aku hanya ingin anak yang aku besarkan memanggilku dengan sebutan IBU"

kata2 itu keluar dari bibir wanita setengah baya yang aku temui pagi ini. Aku lupa untuk menanyakan namanya.
Kita bertemu di halte busway. Dia duduk dibangku sebelahku. Kami memulai percakapan dengan pertanyaan darinya tentang kemana tujuanku pergi.

Kemudian kita saling mengobrol dan tiba -  tiba dia bercerita jika dia memiliki seorang anak tiri. Anak yang dia rawat sejak umur 11 tahun karena ayahnya meninggal dan ibu kandungnya tidak bisa membiayai sekolahnya.

Dia sangat menyayangi anak tirinya karena dia tidak bisa memiliki anak. Semua perhatian dia curahkan untuk anak itu.

Dengan dorongan dan kasih sayangnya, anak itu akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya. Anak itu bekerja di perusahaan ternama dan bisa memberikan uang yang jumlahnya tidak sedikit kepada Ibu kandung dan ibu tirinya.

Orang - orang melihat ibu tiri tersebut sangat bahagia. Namun ternyata, dia mempuyai kesedihan yang membuatnya harus menangis sepanjang malam.

"Sungguh nak,  aku sangat ingin dipanggil ibu dari anak yang selama ini aku besarkan. Aku tidak meminta yg lain selain panggilan IBU"

Kulihat matanya berkaca - kaca. Aku jadi semakin mengerti jika panggilan IBU memiliki arti yang sangat besar untuknya.

#OneDayOnePost  #ThirteenthPost

Rabu, 03 Februari 2016

SEPATU



Waktu berjalan cepat seperti kejapan mata. Seminggu yang lalu aku melewati jalan ini, kini aku melewatinya lagi. Kakiku melompat menghindari genangan air hujan tadi pagi yang membuat sebagian lekukan dijalan terisi penuh oleh air hujan yang berwarna kecoklatan.

Sepatu hitam dengan dua garis merah dipinggir ini membuatku lincah untuk melompat. Coba saja, bayangkan jika ku memakai wedges atau sepatu hak tinggi. Mungkin aku tidak akan bisa selincah ini. eemm... yang pasti aku tidak pernah mau memakai wedges jika musim hujan.

Pernah sekali aku memakai wedges ketika menghadiri acara pernikahan teman. Tahukah kamu rasanya??? PEGELL MAKKKKK.....
Mungkin kakiku bukan untuk sepatu feminim yang harus berjalan lambat seperti putri kerajaan hehehehe..

#OneDayOnePost   #TwelfthPost

Berhentilah Berteriak


Berhentilah berteriak..
Aku tidak butuh teriakanmu, yang aku butuhkan adalah bisikanmu
Bisikan akan tutur kata lembut ditelinga
Bisikan sayang yang tulus dari hatimu

Berhentilah berteriak..
Aku tidak butuh teriakanmu, yang aku butuhkan adalah pelukanmu
Pelukan hangat sebagai pelindungku
Detak jantungmu membuatku nyaman

Berhentilah berteriak..
Suara kerasmu bukan untuk menghardikku
Suara kerasmu bukan untuk telinga mungilku
Suara kerasmu membuatku takut..
Aku mohon, berhentilah berteriak....

Aku belum mengerti apa maksud dari kata-katamu
Apa itu nakal?? 
Apa itu tidak sopan??
Jelaskan padaku tentang itu semua

Yang aku tau, dunia ini penuh dengan mainan
Namun, teriakanmu membuat aku berhenti
Khayalanku akan dunia yang menyenangkan sirna
Semua berubah menjadi dunia kelam 

#OneDayOnePost  #EleventhPost

Selasa, 02 Februari 2016

BIRU

Biru....
Warna yang kini mulai menghiasi seluruh kamarku.
Cat dinding biru, boneka biru, buku biru, meja biru, bedcover biru, kasur biru, botol minum biru, baju bau.. ech.. maksud saya baju biru hehehehe..

Biru...
Warna yang kini mulai aku sukai semenjak ada seseorang yang memberikan setangkai bunga warna biru. Emm.... jangan tanya siapa dia, karena aku juga tidak mengetahuinya..

Kita bertemu ditaman tadi pagi, dia sedang duduk memperhatikan sesuatu, entah apa..
Aku lewat didepannya sambil menunduk dan berjalan cepat. Setelah agak jauh, aku menoleh kearahnya. Dia masih dengan posisi yang sama, memperhatikan sesuatu tapi entah apa..

Seminggu kemudian, aku lewat taman itu lagi. Memperhatikan sekeliling jika ada yang bening-bening hehehe...
Dan mataku tertuju pada seseorang yang duduk ditempat yang sama. Dia memandang kedepan, memperhatikan sesuatu dan tiba - tiba dia memandang kearahku. Aku buang muka dan kembali berjalan cepat melewatinya sambil menunduk.

Keesokan harinya, aku melewati taman lagi namun aku tidak menemukan dia. Iya, dia yang selalu duduk dibangku taman, memandang kedepan seakan memperhatikan sesuatu, namun entah apa..

Aku terdiam, melihat sekeliling dan bertanya - tanya dalam hati, kemana dia...???
Tiba - tiba aku dikejutkan oleh suara dibelakangku.

"Hai.."

"Ehh... Hai.."

"Sedang mencari apa??"

"Emm..  bukan apa -apa" Aku langsung menunduk dan mulai berjalan, namun tiba- tiba dia berkata
"Tunggu...!!!"

Aku menoleh kearahnya.
"Untukmu.." Tangan kanannya memberikan setangkai bunga biru.
"Untukmu yang selalu menunduk dan berjalan cepat ketika lewat didepanku. Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang seakan takut melihatku. Biasanya jika ada yang melihatku, dia akan menoleh dan tersenyum. Tapi berbeda denganmu. Ini untuk perkenalan kita. Aku ingin berteman denganmu"

#OneDayOnePost #TenthPost



Hujan di Januari


Januari...   Sepertinya akan menjadi bulan yang tidak akan pernah terlupakan setelah kejadian itu.
Aku tidak bisa menceritakannya secara detail tapi mungkin akan aku ceritakan gambaran tentangnya.

Hujan yang turun sejak pagi mulai membuat air menggenang disetiap sisi jalan depan rumah. Aku tidak bisa lepas memandang air selokan depan rumah untuk mengukur ketinggiannya.

Aku takut Banjir..!!!!!!
Mungkin kata-kata itu cukup memberikan penjelasan mengapa aku setia duduk taupun berdiri sambil melihat air selokan yang mulai merambat ke pelataran rumah.

#OneDayOnePost  #NinthPost