JIKA KITA CUKUP PEDULI PADA MASALAH INI, MAKA SEBARKANLAH ARTIKEL INI KEPADA SIAPA SAJA.
INDONESIA DARURAT SEKS BEBAS ANAK USIA DINI
Saat ini sedang beredar ramai
di sosial media foto anak perempuan yang payudaranya sedang di
pengang-pegang oleh anak laki-laki sebayanya yang kira-kira usianya baru
SD.
Bagi anda yang masih
tertarik untuk melihat testimoni seperti apa gambar PORNOGRAFI ANAK USIA
DINI yang beredar di media bisa klik:
https://www.facebook.com/musadaudc…/posts/10204835979885399…
Foto ini mungkin saja hanya salah satu dari puluhan atau ratusan foto
lainnya yang tidak sempat diketahui, atau belum sempat tersiar di media
sosial.
Ketika ditanya fenomena apakah ini ?
Jawaban saya adalah sederhana saja "Darurat Pendidikan Seks Usia Dini"
atau seandainya ingin lebih di perkuat adalah PENGHANCURAN GENERASI BANGSA MELALUI SEKS BEBAS SEJAK USIA DINI.
Mengapa menggunakan metodologi Seks Bebas ?
Karena seks itu adalah perkara perdata yang hanya bisa diproses secara
hukum apa bila ada pengaduan dari korban, berbeda dengan penghancuran
GENERASI BANGSA melalui Narkoba, yang langsung masuk kasus PIDANA tanpa
perlu ada pengaduan dari korban. Jadi kasus seks bebas sangat sulit
sekali di proses secara hukum.
Jadi jauh lebih efektif dan mudah serta murah, cepat dan masif efeknya...
Mengapa ? karena anak-anak yang sudah terpapar dan ketagihan seks
bebas di usia dini, akan bisa di pastikan masa depannya tidak jelas dan
bahkan sebagian besar cita-citanya hancur ditengah jalan. apa lagi jika
terlanjur hamil di usia yang masih amas sangat dini.
Lantas apa yang jadi penyebab ini terjadi ?
Selama 14 tahun saya mengamati fenomena sosial ini; penyebabnya sederhana.
Anak itu adalah mahluk PENIRU YANG ULUNG
Seorang anak tidak pernah akan melakukan tindak apapun tanpa ada CONTOH YANG DILIHATNYA.
Jadi mari kita telusuri satu persatu siapa dan apa saja yang telah di contoh oleh anak tersebut;
1. Kemungkinan terbesar datang dari kedua orang tuanya, beberapa
laporan menunjukkan banyak orang tua yang suka menyaksikan film2 porno
dirumah dan ketika mereka pergi anaknya gantian yang menyaksikannya,
atau bahkan saat ini amat sangat banyak orang tua yang menggandrungi
dangdut Koplo (Dandut kental nuansa seks dan pornografi dengan joget
yang seronok), Kebanyakan orang tua memutar video tersebut dirumah
disaksikan bersama oleh anak-anaknya.
Sy pernah bertemu seorang
anak balita di salah satu MART yang ada di Pantai Kuta Bali, dia
bernyanyi lagu dangdut koplo sambil bergoyang-goyang ngebor. Sy kaget
luar biasa anak usia 4 tahun sudah luwes sekali melakukan ini, banyak
orang yang menganggap ini sebuah kelucuan, tapi saya lebih suka
menyebutnya ini sebuah kehancuran generasi bangsa.
Sy coba dekati anak ini saya tanyai dari mana dia tahu ini dan belajar. Jawabnya singkat dari ibu tiap hari puter ini dirumah.
2. Masih dari rumah, berdasarkan laporan masih banyak orang tua yang
tidak perduli akan perilaku anaknya, atau kemungkinan peduli tapi tidak
tahu bagaimana mendidik anaknya secara tepat, hingga akhirnya lebih
banyak terbangun konflik antara anak dan orang tua dan anaknya tidak
bisa di kendalikan lagi dan lebih suka mengikuti trend pergaulan. Masih
banyak orang tua yang enggan belajar memperbaiki diri dan pola asuhnya
dengan berbagai macam dalih dan alasan.
3. Sekolah; Ya SEKOLAH !
saya ingat ketika Kak Seto menarik seluruh anaknya yang bersekolah,
lalu menghomschoolingkannya; alasannya sederhana; apa bila sekolah
tidak lagi peduli pada berbagai perilaku dan akhlak muridnya maka
sekolah justru hanya akan menjadi pusat penyebaran penyakit sosial.
Dan Kak Seto Benar!
Masih ingatkah kita zaman sekolah dulu ? dari mana pertama kali kita
membaca cerita pornografi dalam bentuk Stensilan, darimana pertama kali
kita melihat gambar porno di majalah, menyaksikan blue film ? Pertama
kali merokok, sampai ngelinting, kapan kita pernah ikut tawuran ? Ketika
ini saya tanyakan pada orang tua yang mengikuti di setiap seminar saya;
jawabanya selalu sama; dari TEMAN-TEMAN DI SEKOLAH.
Dan tentu
saja jika sistem sekolah tidak segera di ubah menjadi lebih peduli
AKHLAK KETIMBANG ANGKA RAPORT pasti hasilnya akan sama atau bahkan malah
lebih parah lagi. Itulah mengapa saat ini saya memilihkan HOME
SCHOOLING sebagai jalur pendidikan yang sehat bagi kedua anak-anak kami
dirumah.
Dan sungguh selama 6 tahun anak-anak kami sehat secara
fisik dan mental. Dan menjadi anak-anak yang berperilaku sangat baik
pada orang tua dan siapapun.
4. Gadget salah sasaran
Seperti
juga obat yang memiliki dosis pakai, gadget itu dibuat untuk tujuan
yang berbeda-beda dengan berbagai kemampuan berbeda berdasarkan tujuan
penggunanya dan berdasarkan tipe dan jenisnya masing-masing. Ada gadget
yang di rancang untuk para desainer yang dilengkapi dengan berbagai
fitur cerdas kirim gambar dan film, tapi ada gadget sederhana yang
diperuntukkan anak-anak dan pelajar dengan tujuan hanya untuk kirim SMS
dan telpon.
Namun kita sering tidak tahu tentang hal ini dan
membelikan GADGET SUPER CANGGIH untuk kebutuhan yang sangat dasar yakni
komunikasi suara dan sms. Hingga akhirnya terjadilah penyalahgunaan
besar-besaran dari GADGET2 yang super canggih tersebut, menjadi ajang
saling berkirim gambar-gambar/film porno atau untuk mengakses
situs-situs Porno. Waspadalah dan pahamilah !!
5. Media Televisi dan tontonan lainnya.
Saya selalu mengatakan bahwa MEDIA ITU NETRAL tapi kontennyalah yang tidak netral bisa negatif atau positif.
Tapi cobalah perhatikan siaran TV lokal kita pada umumnya apa saja yang disiarkan mulai dari jam 5 pagi hingga jam 10 malam.
Hayo coba catat pagi sekali apa yang di siarkan ? Berita kriminal ?
lalu lanjut berita Gosip Selebriti ? lanjut lagi ? sinetron yang penuh
dengan kekerasan, pacaran, perselingkuhan, balas dendam dsb. sisanya
silahkan anda lanjutkan sendiri....
Dan yang menariknya adalah
masih banyak orang tua yang sengaja membelikan TV untuk anaknya agar
anaknya bisa duduk tenang di depan tv berjam-jam. Atau bahkan justru
orang tuanya sendiri yang ketagihan siaran-siaran yang justru merusak
diri dana anknya. Banyak orang tua merusak mental anak tanpa
disadarinya.
Lalu ada yang berkata kitakan bisa memilih tayangan ?
Setuju, dan dulu kamipun memberikan tontonan dengan pilihan tayangan,
hasilnya anak-anak kami jadi pasif, mati kreatifitas, hanya duduk
bengong saja menunggu acara favoritnya. Maka jadilah generasi BENGONG.
Dan belum lagi iklan-iklan yang tidak mendidik yang menyusup masuk
dalam tayangan2 anak. Coba perhatikan saja. Isi iklan dan cara
menyajikan iklan yang sering disusupi unsur2 pacaran atau suka-sukaan
anak usia dini.
Dan ketika kami hentikan semua tayangan tv, lalu
kami ganti dengan DVD Edukasi semiasal Barneys, Magic School Bus,
Pesona Edu Game, dan sejenisnya. Anak-anak kami menjadi seperti
fitrahnya; aktif kreatif tak pernah kehabisan akal untuk membuat
berbagai aktivitas selama seharian penuh. Dan tidak lagi menjadi anak
yang BENGONG terus di depan tv.
Saya bersyukur telah menjadi
orang tua yang selalu peka terhadap fenomena sosial dan selalu belajar
dan belajar terus. Hingga alhamdullilah ketika berita-berita negatif di
luar datang silih berganti, kami dan terutama anak-anak kami masih
terhindar dari semua hal-hal negatif tersebut.
Ketika saya ditanya; Jadi apa yang harusnya kita lakukan menghadapi fenomena DARURAT SEKS ANAK USIA DINI INI ?
Jawaban saya singkat saja; "Mari kita mulai dari keluarga kita sendiri."
Tidak usahlah berharap pada orang lain, pihak lain nanti kita akan kecewa dan kecewa lagi.
Mari kita mulai perbaiki diri kita sendiri selaku orang tua, belajar
untuk bisa menjadi orang tua yang lebih baik dalam mendidik anak.
Karena kita adalah CONTOH UTAMA MEREKA, kalau kita BENAR INSYAALLAH
ANAK-ANAK KITA AKAN BENAR.
Tidak perlu pusing-pusing memikirkan
anak orang lain, selamatkanlah anak kita terlebih dahulu, nanti jika
kita sudah berhasil membuat anak kita baik insyaAllah kita akan menjadi
contoh bagi para kerabat kita, sahabat kita, tetangga kita dan lebih
banyak orang lainnya.
Saya selalu ingat pesan Tuhan, agar kita
tidak terlalu muluk-muluk berpikir menyelamatkan dunia, melainkan
SELAMATKANLAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA.
Sangat
sederhana, masuk akal, mudah, murah dan sangat pas sekali dengan
semboyan gerakan kami
MARI KITA BANGUN INDONESIA YANG KUAT DARI KELUARGA
Let's Make Indonesian Strong from Home !!
Kalau bukan kita siapa lagi ?
Kalau bukan sekarang kapan lagi ?
Seks Bebas akan menggerus semangat muda dan membuat hidup gak karu-karuan. Orang tua dan guru harus mengawasi dengan seksama agar anak terhindar dari perilaku ini. Terimakasih
BalasHapus