Kereta itu baru saja meninggalkan stasiun ketika kakiku mulai melangkah menuju pintu keluar. Aku tertegun, langkahku terhenti, aku kaget bukan kepalang. Aku belum siap untuk melihatnya. Kulihat sosok yang begitu aku kenal. Seorang lelaki yang pernah dekat denganku dan menjadi bagian dari hidupku. Ya, sosok itu sangat aku kenal. Dia berdiri dibangku panjang dekat pintu keluar. Kepalanya menunduk, tangannya memainkan handphone.
Aku ragu untuk melangkah. Antara iya dan tidak. Kubalikkan badan hendak meninggalkannya namun terlambat sudah. Dia memandangku. Diam tak berkedip sama sepertiku yang diam tak bergerak. Kami sama sama kaku, tak bergerak sedikitpun hingga akhirnya dia bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Memelukku erat dan mengucapkan kata yang sama, I Love you Saiiiyaaangggg..
Aku diam tidak bergerak karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Antara Rindu dan ingin segera pergi, menjauh darinya.
Aku rasakan kakiku amat berat untuk melangkah. Dia masih saja Memelukku. Merangkulkan kedua tangannya dipunggungku. Namun aku tidak bergerak sama sekali. Kedua tanganku kaku. Tidak balas memeluknya.
"Rindu ini.. sangat menyiksaku bunda. Aku merindukanmu setiap waktu. Aku ingin mengulang semuanya kembali, mendapatkan kasih sayangmu setiap hari, mendapatkan senyuman indahmu di hari hariku bunda.. " katanya.
Aku hanya diam dan tidak mengatakan apapun.
" Maafkan kesalahan ayah. Selama tidak ada bunda di rumah, semuanya terasa sepi. Tidak ada lagi Canda tawa bunda. Semua terasa kosong. Ayah rindu pelukan dan kasih sayang bunda. Maafkan ayah.. " katanya lagi.
Satu demi satu air mataku mengalir.Tanganku mulai balas memeluknya. Rindu ini terasa ringan ketika bisa memelukmu lagi.
Perpisahan tidak bisa dielakkan ketika kamu lebih memilih pekerjaanmu dari pada aku. aku harus membuat pilihan untukmu karena kamu sudah terlalu lama meninggalkan aku sendiri. meninggalkan aku berbicara dengan dinding dan makan makanan masakanku sendirian. Sedangkan kamu, berangkat pagi tanpa memakan makanan buatanku, pulang malam bahkan larut malam ketika aku sudah dalam buaian mimpi. hari libur bahkan tanggal merah pun tidak ada lagi waktu untukku..
Dan akhirnya, suatu hari, aku tunggu kamu sampai jam 12 malam. Menanyakan hal yang tidak pernah kamu duga.
"Kamu pilih AKU atau PEKERJAANMU"
Suara bantingan pintu dan langkah kaki cepatku meninggalkan rumah membuat semuanya usai. Kamu lebih memilih pekerjaanmu. Jadi untuk apa aku didekatmu laggii..
Tiga bulan berlalu. Tidak terpikirkan sedikitpun untuk menghubungimu.
Aku sudah cukup lelah. Walau rindu ini begitu menyiksa. ya, hati ini tidak bisa bohong. Aku masih mencintaimu. Tetesan air mata kembali jatuh ketika aku hanya bisa melihat foto foto kita.
Seminggu kemudian, kau menghubungiku. Memintaku untuk kembali dan berkata jika kamu menyesal. memintaku untuk memaafkan kesalahanmu. Memintaku kembali agar bisa bersamamu lagi.
Ya, aku akan kembali. Aku masih mencintaimu ayah.
Aku hanya berkata "Kereta Progo tanggal 13 April, jam 10 pagi."
kemudian aku tutup telfonnya. Aku memang sudah menyiapkan keberangkatanku. Rindu ini membuatku untuk menemuinya. Aku merindukanmu..
Distasiun ini, tempat dimana dulu pertama kali kamu mengantarkanku pulang ke kampung halamanku ketika liburan tiba. Distasiun ini pula, Aku memelukmu dengan erat setiap kali kembali dari kampung halaman. Distasiun ini pula, Stasiun Favorit kita :D
Kenangan itu menghilang dengan cepat dan aku mulai tersadar jika kami masih saling berpelukan. Ku lepaskan tanganku dan berganti memegang pipinya. mengecupnya dan berkata "Rindu ini mengalahkan egoku. Aku mencintaimu Saiiiyaaangggg .."
ouw, gitu ya,,
BalasHapusjd kmrn ketemu ama mantanmu?
gaje... itu cuma cerita fiksi doang kelleesss..
Hapus