rasa ini semakin tidak menentu.
seperti bulan malam ini yang terhalang awan. bintang itu tetap setia berada tidak jauh dari rembulan.
iri aku melihatnya.. mereka dekat, saling bersinar dan tidak ada pertengkaran
kualihkan pandangan ke depan rumah. tepat disana terlihat abang martabak keliling mulai berjualan. andai bukan tanggal tua, pasti sudah ada kardus martabak coklat didekatku. namun apa daya, sebotol air putih pun jadi..
rasa ini... ahh.. entahlah. aku tidak mau membahasnya. seakan duri yang menusuk tangan dan membekas luka. dan tiba-tiba tersiram air jeruk nipis.. perih.. itu pasti...
rasa ini.. ahh... sudahlah.. tidak penting untuk dibahas lagi. aku sudah kubur dalam dalam semuanya tapi entah mengapa tiba-tiba menguap keudara seperti uap air mendidih yang berada dalam panci panas.
rasa ini.. selalu aku rasakan sakit yang tidak terkira namun sepertinya aku kuat dan tahan untuk ini karena aku tau, kesalahan yang ku perbuat.
mungkin diam itu lebih baik..
mungkin semua ini yang terbaik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar